Minggu, 27 September 2020

PENULIS BABAD PACITAN TERNYATA ADALAH ORANG DOLOPO YAITU R.Ng.GONDOWARDOYO, PUTRA no. 4 R.Kyai SOSROREDJO






Beberapa bulan yang lalu saya bersama seorang Sejarawan Muda yang masih saudara kita sesama Trah Eyang R.Ronggo Prawirodirdjo II yaitu Akhlis Syamsal Qomar, kami melakukan riset penelitian sejarah di Dolopo, tepatnya di Sosroredjan JL. Asem Payung, Desa Dolopo, Kec. Dolopo ranah Eyang R.Kyai Sosroredjo, beberapa lokasi situs bersejarah kami kunjungi yaitu pesarean keluarga besar Sosroredjan, di situs tersebut terdapat pesarean Eyang Canggah R. Ngabei Gondowardoyo, nama sosok tersebut ternyata mengingatkan saudara kita Sejarawan tadi yaitu Akhlis Syamsal Qomar akan sesuatu nama yaitu Gondoatmodjo dan Gandawardaja penulis Babad Pacitan. Beliau bertanya kepada saya Mas Brahm, Eyang Gondowardoyo apa penulis babad?

Pertanyaan Dik Akhlis Syamsal Qomar membuat saya bertanya dalam hati pada saat kami berdua menuju Pesarean Ageng, namun pertanyaan itu sebisa mungkin saya bantu untuk menguraikan, seketika wajah Eyang Gondowardoyo hadir dalam benakku, setahuku Eyang Gondowardoyo dulu memiliki seorang garwo selir yang berasal dari Pacitan, dan Eyang Gondowardoyo setahuku beliau juga penulis babad Gajah Surengpaten dan babad Sewulan, namun sayangnya manuskrib bersejarah itu tidak sisa sama sekali atau mungkin masih disimpan oleh sederek lain, beberapa kutipan mengenai babad Gajah Surengpaten hanya saya temui didalam buku Saksi Sejarah tulisan dr. R Soeharto. 

Setelah kami sowan ke Pesarean Ageng Eyang R. Kyai Sosroredjo dan Pesarean Gajahan yaitu Pesarean Eyang Putri R.Nyai Gajah Surengpati, kami kembali menuju ke ndalem Pak Puh Mul seorang keturunan Sosroredjan, kami berbincang cukup lama, dan kami banyak mendapatkan cerita-cerita dari beliau, lajeng Dik Akhlis Syamsal Qomar melontarkan sebuah pertanyaan kepada Pak Puh Mul, “Gondowardoyo punika menopo penulis Babad Pacitan? lajeng apa kaitannya dengan Gondoatmojo?” Lalu Pak Puh menjawab Eyang Gondowardoyo dulu seorang Guru di Pacitan dan pernah menjadi Collecteur di Ponorogo, Gondoatmojo menika putra mbajengipun Eyang Gondowardoyo...” Subhanallah...kami terkejut dan kami merasa mendapat energi, beberapa pertanyaan tentang leluhur seakan-akan terbuka satu persatu, ternyata Eyang Gondowardoyo adalah seorang pengarang atau penulis Buku Babad Pacitan.

Beberapa hari kemudian Dik Akhlis mengusahakan untuk memesan buku Babad Pacitan cetakan penerbit Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB), Dalam buku babad Pacitan tersebut ternyata juga terdapat Babad Madja dan Babad Nglorog yang mana Eyang Gondoatmojo putra Eyang Gondowardoyo juga menyalin ulang karya Ramandanya tersebut, dan yang lebih membuat kami terkejut pada saat membaca buku tersebut adalah cerita menyingkirnya Kyai Kaliyah (Guru Spiritual Eyang R. Ronggo Prawirodirdjo III) dari Mas Tumenggung Jimat (Kanjeng Jimat di Pacitan). Buku Babad Madja dan Babad Nglorog bagian dari Babad Pacitan ternyata dikarang dan ditulis oleh R. Gandawardaja yang tak lain adalah Eyang R. Ngabei Gondowardoyo atau Gondowerdoyo, dahulu pertama kali dicetak oleh Bale Pustaka Batavia Centrum dan diterbitkan tahun 1935 serie No. 1210, buku Babad ini berisi keberadaan sejarah lokal dari daerah-daerah wilayah Kabupaten Pacitan Jawa Timur sekarang atau Sejarah lokal Babad Tanah Wengker Kidul yaitu Pacitan itu sendiri.

Buku Babad Madja dan Babad Nglorog cetakan Bale Pustaka Batavia Centrum tahun 1935 ternyata sampai detik ini masih ada yang tersisa dan menjadi buku terlangka koleksi Perpustakan Universitas Gajah Mada (UGM), dengan No. Inventaris 17/3115 Pus/T/H/0.1 Klas 959.828 yang dihibahkan oleh Ir. Koko Widayatmoko pada tahun 2016. Dan kemungkinan Buku babad tersebut juga menjadi bahan sumber penulisan ulang menjadi sebuah buku Babad Kalak (Babad Madja dan Babad Nglorog) yang dimiliki sesepuh di Kalak-Pacitan, dan ada juga yang menulis ulang seperti yang dilakukan Muakibatul Hasanah dan Aik Fela,S.Pd untuk dikaji dan diteliti kebenarannya, dan ada juga seorang akademis yang mengkaji sebagai bahan penelitian dari segi kesenian dan budayanya.

Seperti yang disampaikan Dik Akhlis Syamsal Qomar bahwa Prof. Peter Carey bilang bahwa Buku Babad Pacitan sendiri juga sebagai acuan Sejarawan dan Kolumnis Ong Hok Ham untuk menulis disertasi pada saat di Universitas Yale th. 1975, buku Babad Pacitan tersebut sebagai data lokal yang dimanfaatkan Ong Hok Ham untuk menerangkan peristiwa yang terjadi di Madiun pada masa lampau, hingga desertasi itu akhirnya menjadi sebuah buku “Madiun Dalam Kemelut Sejarah” yang dicetak oleh KPG th. 2019, dan yang mana Prof. Peter Carey juga menyampaikan Prolog dalam buku “Madiun Dalam Kemelut Sejarah” tersebut, “Bahwa disertasi Ong diharapkan mampu membebaskan orang Madiun dari -trauma- yang mereka alami gara-gara pemberontakan PKI pada September 1948 yang dipimpin Musso”.

Apa yang disampaikan Prof. Peter Carey sangat betul sekali, saya sendiri sebagai orang Madiun merasa tergerak untuk menambahkan cerita-cerita sejarah Madiun yang indah dan tidak ingin terjebak pada cerita-cerita sejarah pada masa kelam Peristiwa Madiun 1948, namun andaikan terpaksa menulis alangkah baiknya menceritakan para pahlawan-pahlawan atau para penyelamat yang berhasil memusnahkan Musso dan pengikutnya dari bumi Madiun, dan saya berharap Septian Kharisma salah satu saudara dari Trah Eyang Ronggo Prawirodirdjo I bisa membantunya. Ingin sekali rasanya melanjutkan cita-cita Eyang R.Ngabei Gondowardoyo kakak kandung dari Eyang Canggah saya yaitu Eyang Mantri Guru di Panggung R. Suparman Hardjokusumo.

Sosok R. Ngabei Gondowardoyo sendiri dimata Prof.Peter Carey disampaikan kesaya secara langsung via chat Whatsapp sebagaimana berikut: “Interesting and important family history and wonderful that a historian of Madiun Raya emerges from your family in this way” (Sejarah keluarga yang menarik dan penting dan indah bahwa sejarawan Madiun Raya muncul dari keluarga Anda dengan cara ini), seketika saya jadi teringat Prof.Peter Carey pada saat kami sama-sama di Palur-Kebonsari kediaman mantan Direktorat Jendral Kebudayaan Drs. Nunus Supardi pada akhir bulan th, 2019, waktu itu pada saat hendak naik mobil tiba-tiba Prof. Peter Carey menyebut saya dengan candaan “Kanjeng Jimat !..”

R. Ngabei Gandawardaja (Gondowardoyo)

DUKUH SANGGRAHAN TEMPAT ASAL IBUNDA PAHLAWAN NASIONAL H. Dr. R. SOEHARTO SASTROSOEYOSO

Ibundanya memiliki bakat dalam mengobati dan menyembuhkan orang sakit, ternyata pekerjaan mulia tersebut menurun kepada putranya H. Dr. R. S...