Kamis, 29 Oktober 2020

R. NYAI SOSROREDJO (R. NYAI MUDJILAH)

R.Nyai Sosroredjo (R. Nyai Mudjilah)

Eyang putri R.Nyai Sosroredjo memiliki nama asli R.Nyai Mudjilah, beliau adalah garwo (istri) dari R.Kyai Sosroredjo, Eyang putri R.Nyai Sosroredjo sendiri berasal dari Sewulan-Kabupaten Madiun dan setelah menikah mengikuti sang suami yang telah babad alas di Dolopo untuk membuka beberapa lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman masyarakat Dolopo. Keseharian Eyang Putri yaitu mendampingi Eyang R.Kyai Sosroredjo sebagai seorang Palang Dolopo (waktu itu belum ada istilah Camat) dimana seorang Palang membawahi beberapa Demang di seluruh wilayah Dolopo dan lalu sebagai Mantri Bupati Madiun 3 (tiga) tahun lamanya pada jaman Bupati Madiun dipegang oleh R.Mas Tumenggung Adipati Sosronagoro, dan selepas itu menjalani kesehariannya sebagai seorang Petani dengan dibantu dua orang abdinya.

Berdasarkan solosilah keluarga kami, beliau adalah putri bungsu dari Patih Madiun yaitu R.Sosrodirdjo pada masa Bupati Kanjeng Pangeran Adipati Ronggo Ario Prawirodiningrat. R. Sosrodirdjo adalah putra R. Kyai Muhammad Santri yang menikah dengan putri dari Kyai Ageng Basyariyah alias R.Mas Bagus Harun (babad desa dan pemimpin Desa Perdikan Sewulan) yang masih keturunan R. Ayu Retno Dumilah (garwo Panembahan Senopati Mataram) putri Bupati Madiun ke-1 yaitu Pangeran Timoer. Sang Ayah menjadi Patih Madiun pada 
masa Bupati R. Ronggo Ario Prawirodiningrat putra dari R. Ronggo Prawirodirdjo III.


Dan berdasarkan solosilah keluarga besar Prawirodirdjan Madiun, dari jalur Ibunda beliau Eyang putri R.Nyai Sosroredjo sebetulnya masih berpangkal dari keturunan Bupati Madiun ke-15 & Wedana Bupati Mancanegara Timur wilayah Madiun bawah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu R. Ronggo Mangundirdjo (R. Ronggo Prawirodirdjo II) dan Bupati Rajegwesi/ Bupati Bojonegoro Kanjeng R. Tumenggung Sosrodiningrat. Jadi sudah jelas beliau ini terhitung sebagai salah satu Cucu Canggah (Canggah Dalem atau Canggah Sultan) dari dua jalur yang sama-sama berhulu sampai dengan Kanjeng Sultan Hamengku Buwono I (HB I) Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Yang mana garwo Bupati Madiun R. Ronggo Mangundirdjo yang bernama BRAy. Ronggo Mangundirdjo HB I dan garwo Bupati Rajegwesi Kanjeng R. Tumenggung Sosrodiningrat bernama BRAy. Sosrodiningrat HB I. Berdasarkan Serat Raja Putra Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang mana Kanjeng Sultan HB I memiliki kedua putri tersebut dari garwo Klangenan (garwo selir) yaitu  BRAy. Srenggoro dan BMAy. Mindoko, yang mana BRAy. Srenggoro yaitu Ibunda dari
BRAy. Ronggo Mangundirdjo HB I, dan BMAy. Mindoko adalah Ibunda dari BRAy. Sosrodiningrat HB I.

Jadi tidak mengherankan apabila keturunan beliau dimasa Indonesia telah Merdeka ada yang sebagai pejuang pahlawan Kemerdekaan Indonesia, ada yang menjabat sebagai Bupati Nganjuk, menjadi Bupati Bekasi, menjadi Wedana dan rata-rata sebagai insan Manusia yang bermanfaat berguna bagi alam dan sekitarnya. Tekad dan perjuangan para leluhur sebagai suri tauladan untuk melangkah kedepan agar segala perilaku para keturunan selalu bisa mawas diri sesuai kapasitasnya masing-masing yang sudah digariskan oleh Allah SWT.

Disebutkan dalam Warta Sosroredjan bahwa Eyang Putri R.Nyai Sosroredjo sangat tekun beribadah dan bekerja keras mendampingi sang suami dalam menghidupi putra-putrinya sebanyak 9 (sembilan) orang, kesemuanya telah berhasil yang putra-putra ada yang sebagai Asisten Wedana,
Onder Collectour, Guru, Mantri Guru, dan yang putri-putri sebagai istri dari Mantri Gudang Kopi, Sipir, dan Guru. Eyang Putri R.Nyai Sosroredjo sangat gemar menolong orang, bahkan seorang wanita yang buta sekalipun beliau tolong diberikan pekerjaan dan diberi upah.

Setelah beliau wafat beliau dimakamkan berdampingan disebelah makam Eyang R. Kyai Sosroredjo di Dolopo.

DUKUH SANGGRAHAN TEMPAT ASAL IBUNDA PAHLAWAN NASIONAL H. Dr. R. SOEHARTO SASTROSOEYOSO

Ibundanya memiliki bakat dalam mengobati dan menyembuhkan orang sakit, ternyata pekerjaan mulia tersebut menurun kepada putranya H. Dr. R. S...